5 Alasan Pernikahan Dini Sangat Berisiko

Pernikahan dini sangat tidak disarankan. Pada saat ini anak remaja sudah banyak yang menjalin hubungan pacaran bersama teman lawan jenisnya. Pada usia remaja masih memiliki pemikiran yang kurang logis atau tidak masuk akal dalam memecahkan suatu masalah. Pernikahan dini dapat dikatakan apabila pasangan yang menikah belum menginjak usia 18 tahun.

Negara Indonesia memiliki Undang-Undang yang mengatur batas minimal usia pada suatu pernikahan. Batas usia tersebut ialah pada pria minimal berusia 19 tahun dan pada wanita memiliki batas minimal usia 16 tahun. Tetapi dari segi psikologis, pada usia tersebut masih sangat terbilang dini dalam menghadai masalah rumah tangga. Sudah banyak peneliti yang mengatakan bahwa pernikahan dini sangat berisiko pada perceraian.

5 Alasan Pernikahan Dini Sangat Berisiko

5 Alasan Pernikahan Dini Sangat Berisiko Bagi Remaja

Di Indonesia masih banyak orang yang melakukan pernikahan dini. Pernikahan tersebut dijalani dengan alasan menghindari fitnah, menghindari praktek “kumpul kebo” atau keburu hamil dan berbagai alasan lainnnya.

Selain itu, ada juga yang dinikahkan pada usia muda karena alasan ekonomi orang tuanya. Mereka beranggapan dengan menikahkan anak perempuannya, maka beban orang tua sudah diberikan kepada suaminya. Padahal dari segi psikologis dan medis, pernikahan dini bukan solusi yang dapat mengubah ekonomi orang tuanya. Pernikahan dini dapat menimbulkan masalah baru. Mulai dari masalah mengalami risiko kekerasan seksual sampai dengan mengalami kehamilan pada usia dini yang risikonya lebih besar dibandingkan orang yang hamil pada usia ideal

Berikut ini adalah alasan mengapa pernikahan dini sangat berisiko bagi orang yang menjalankannya dan bagi keluarga yang menikahkannya :

1. Risiko Meningkatnya Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual dalam rumah tangga dapat terjadi apabila pasangan tersebut tidak memiliki pengetahuan dan pendidikan yang cukup serta kematangan emosi. Untuk terhindar dari risiko kekerasan seksual tersebut sebaiknya pasangan muda yang akan menikah mempelajari lebih dalam tentang suatu penyelesaian masalah dalam rumah tangga. Sudah banyak ditemukan artikel yang mempelajari tentang masalah-masalah rumah tangga yang dapat diselesaikan dengan cara yang bijak.

Kekerasan seksual dalam pernikahan dini banyak ditemukan di Indonesia. Kekerasan tersebut yang paling banyak ditemukan adalah perempuan menolak untuk berhubungan seks dengan pasangannya. Hal tersebut dikarenakan perempuan pada usia muda tidak memiliki gairah seks yang tinggi. Apalagi jika perempuan tersebut melakukan hubungan seks dengan cara dipaksa.

2. Masalah Gangguan Psikologis

Selain berdampak pada fisik, pernikahan dini juga dapat mengganggu psikologis seseorang yang menjalankannya. Gangguan psikologis dan mental lebih berisiko tinggi bagi wanita yang melakukan pernikahan dini pada usia remaja. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengatakan semakin muda usia wanita yang melakukan pernikahan dini, semakin besar risiko gangguan psikologis yang akan didapatnya. Gangguan psikologis tersebut seperti depresi, moody, dan gangguan pikiran yang akan menjadi selalu cemas.

3. Risiko Memiliki Jiwa Sosial yang Rendah

Pernikahan dini berdampak dari ke semua sisi. Mulai dari segi kesehatan fisik, mental dan sampai segi sosial terhadap orang lain. Pernikahan pada usia muda dapat menghilangkan masa remaja bagi pasangan yang melakukannya. Masa remaja biasanya dipenuhi dengan bermain dan belajar untuk mendapatkan teman sebanyak-banyaknya. Kesempatan itu akan hilang apabila pernikahan dilakukan pada usia muda karena kegiatan sehari-harinya dipenuhi dengan mengurus rumah tangga dan jika sudah punya anak, perempuan tersebut sudah pasti sehari-harinya dipenuhi dengan mengurus anak.

Selain itu, pasangan yang menikah di usia muda kebanyakan mengalami putus sekolah. Hal tersebut terjadi karena jika sudah menikah, tanggung jawab pria adalah mencari nafkah untuk keluarganya dan tanggung jawab wanita adalah mengurus rumah tangganya. Jadi kegiatan sehari-hari pasangan tersebut adalah mengurus tanggung jawabnya masing-masing dan tidak ada waktu untuk mereka melanjutkan sekolah.

4. Dapat Terkena Penyakit Seksual

Risiko ini sangat besar dialami oleh pasangan yang melakukan pernikahan di usia dini. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan. Mereka tidak mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan organ intim setelah berhubungan seks. Bahaya dari tidak menjaga kebersihan organ intim ialah dapat mengalami risiko penularan penyakit kelamin dan HIV.

Langkah paling mudah untuk meminimkan tertularnya penyakit kelamin pada pria adalah dengan memakai Kondom Sutra ketika berhubungan sex. Kondom Sutra kini bahkan tersedia di warung terdekat, sehingga makin mudah didapatkan. Selain itu, pria juga bisa menyesuaikan pilihan kondom karena kondom Sutra punya banyak pilihan.

Kondom Sutra adalah kondom impor yang lembut dengan pelumas ekstra untuk penambah gairah dan perlindungan maksimal, lebih halus, lebih tipis dan lebih lembut, 100% lulus uji elektronis dan mempunyai Standard Mutu International Tertinggi – ISO 4074.

Kondom yang memiliki pelumas sangat direkomendasikan karena alat kontrasepsi tersebut dapat membantu memudahkan penetrasi. Kondom yang memiliki pelumas berbahan dasar air adalah kondom Sutra. Kondom Sutra memiliki produk yang berbahan dasar lateks dan silikon. Kedua bahan dasar kondom tersebut sangat aman untuk kulit penis yang sensitif.

5. Risiko Kehamilan

Bukan hal yang mudah dalam menjalani kehamilan pada usia dini. Kehamilan pada usia dini memiliki risiko cenderung lebih besar. Risiko yang dapat terjadi bukanlah risiko yang bisa dianggap remeh, risiko tersebut dapat membahayakan janin dan ibunya yang mengandung. Risiko yang terjadi pada janin ialah bayi akan lahir dalam keadaan prematur dan bayi cenderung memiliki berat yang tidak ideal. Selain itu, bayi yang lahir prematur juga akan mengalami masalah pada perkembangannya. Lalu, orang tua yang merawatnya juga kurang pengetahuan dalam merawat bayi prematur.

Ibu hamil yang masih menginjak usia dini dapat berisiko mengalami preeklamsia dan anemia. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi perkembangan janin yang ada di dalam tubuhnya. Ibu hamil pada usia dini yang mengalami preeklamsia berkelanjutan menjadi  eklamsia sangan membahayakan bagi ibu dan janinnya. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil yang mengalami eklamsia.

Akhir Kata

Demikianlah pembahasan mengenai beberapa alasan tentang risiko pada pernikahan dini untuk pria dan wanita yang melakukannya. Beberapa risiko tersebut sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Risiko tersebut juga dapat menyebabkan kematian apabila pasangannya belum siap mengandung janin. Sebaiknya orang atau pasangan yang sudah melakukan pernikahan dini menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari risiko penularan penyakit kelamin dan mencegah risiko kehamilan pada usia dini yang dapat menyebabkan kematian apabila wanita tersebut mengalami penyakit eklamsia. Jadi, jika pasangan muda ingin melakukan pernikahan pada usia dini perlu kematangan psikologis, fisik, dan emosional. Dalam segi finansial juga harus dipikirkan matang.

Share

Halaman 1/1