Cara Mengatasi Disfungsi Ereksi Saat Pandemi Covid-19
Disfungsi Ereksi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kualitas seksual pada saat pandemi Covid-19. Disfungsi dan ejakulasi dini diakibatkan karena penurunan kondisi kesehatan pria. Pada saat pandemi covid-19, sebagian besar pria mengalami penurunan kesehatan tubuh karena mengalami depresi, stres, dan kurang beraktivitas seperti olahraga.
Tidak hanya karena penurunan kondisi kesehatan pria, inflamasi pada pasien covid-19 terutama pasien yang berjenis kelamin laki-laki atau pasien laki-laki yang sudah sembuh dari penyakit covid-19 menyebabkan fungsi dari endotel menghilang. Apabila fungsi endotel pada pria hilang, maka hal ini memicu pembuluh darah menjadi kaku dan akan menyebabkan aliran darah menurun. Hal tersebut dapat menyebabkan pria sulit ereksi atau pria tersebut mengalami gangguan difungsi ereksi. Pria yang memiliki gangguan ini tidak bisa memakai kondom.
Pengertian dan Cara Mengatasi Gangguan Disfungsi Ereksi Saat Pandemi
Selanjutnya, pengertian disfungsi ereksi dan cara mengatasinya pada saat pandemi covid-19 perlu diketahui oleh para pria. Berikut penjelasannya.
1. Pengertian Disfungsi Ereksi
Menurut ahli, dr. Dyandra yang menjadi spesialis Urologi Rumah Sakit Universitas Indonesia mengatakan bahwa Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan pria mempertahankan atau mencapai ereksi pada organ vital pria tersebut untuk mendapatkan kepuasan dalam berhubungan seks.
2. Penyebab Disfungsi Ereksi
Penyebab disfungsi ereksi dapat dipicu dari beberapa faktor diantaranya faktor penyakit, faktor psikologis, faktor obat-obatan, faktor cedera dan faktor tindakan medis. Pembahasan pertama dimulai dari faktor penyakit yang sangat mempengaruhi gangguan ereksi.
a. Faktor Penyakit
Sebagian besar pria yang mengalami disfungsi ereksi disebabkan oleh penyakit. Penyakit yang menyebabkan disfungsi adalah:
-
- Penyakit gula darah (Diabetes)
- Penyakit jantung
- Penyakit gagal ginjal
- Penyakit paru
- Penyakit tekanan darah tinggi
- Obesitas
- Sindrom metabolic
- Penyakit peyronie
- Sirosis
- Skleroderma
- Hemokromatosis
- Aterosklerosis
Selain itu, hormone yang ada di dalam tubuh juga dapat menyebabkan disfungsi seperti kelebihan hormon tiroid (hipertioid), kekurangan hormon tiroid (hipotiroid) dan kekurangan hormone testosterone.
b. Faktor Obat-obatan
Obat-obatan berbahan dasar kimia dapat mengatasi berbagai penyakit yang di derita tergantung pemilihan obat yang telah dianjurkan oleh dokter. Tetapi penggunaan obat-obatan dapat mempengaruhi gangguan disfungsi ereksi pada pria. Obat-obatan tersebut diantaranya:
-
- Obat kanker prostat
- Obat penurun kolesterol
- Obat yang mengandung Antidepresan
- Antihipertensi
- Antipsikotik
Selain dari obat-obatan yang telah disebutkan diatas, pemakaian obat-obatan terlarang seperti ganja atau kokain dapat menyebabkan gangguan disfungsi ereksi pada pria. Pria yag sudah kecanduan dengan minuman beralkohol akan rentan terkena gangguan disfungsi.
c. Faktor Tindakan Medis
Faktor tindakan medis yang dapat dialami pria menjadi gangguan disfungsi ereksi adalah tindakan operasi. Tidakan operasi yang berskala besar seperti operasi pada kandung kemih dan prostat.
Selain dari operasi tersebut, tindakan media yang dapat menimbulkan risiko gangguan disfungsi yaitu tindakan medis pada bagian tukang belakang, tulang panggul dan otak.
d. Faktor Psikologis
Bagian tubuh manusia yang memiliki peran sangat penting dalam memicu ereksi adalah Otak. Otak dapat membuat rangsangan yang ditimbulkan dari adanya gairah seksual akan menimbulkan ereksi pada penis. Tetapi, rangsangan seksual tidak akan didapatkan apabila pria mengalami depresi, memikirkan kecemasan yang berlebihan, stress, atau masalah-masalah psikologis lainnya yang akan menimbulkan banyak pikiran pada otak. Contohnya, widower syndrome yaitu ketika pria kehilangan istri.
e. Faktor Cedera
Faktor cedera pada tulang dapat menyebabkan gangguan disfungsi pada pria. Cedera pada tulang panggul, tulang belakang dan kerusakan saraf pada penis ialah faktor utama dari gangguan disfungsi ereksi. Cedera tersebut bisa berupa cedera kecil hingga cedera besar yang terjadi berulang kali.
Contoh cedera kecil yang ada pada bagian pangkal penis yang diakibatkan saat mengendarai sepeda dalam waktu yang berlebihan. Dengan adanya cedera tersebut, saat ini sepeda sudah dirancang untuk menghindari gangguan disfungsi yang disebabkan oleh berkendara sepeda.
3. Pria Indonesia Banyak yang Mengalami Disfungsi Ereksi
Indonesia melakukan penelitian tentang berapa banyak pria Indonesia yang mengalami gangguan disfungsi ereksi dan hasilnya sangat mengejutkan. Pria Indonesia yang mengalami gangguan disfungsi sebesar 35,6%. Eropa juga pernah melakukan survei tentang berapa banyak pria yang mengetahui gejala dan tanda pada disfungsi, hasilnya juga sangat mengejutkan karena hanya ada sekitar 50% pria yang mengetahui.
4. Cara Mengatasi Disfungsi Ereksi
Cara mengatasi gangguan ini perlu diketahui oleh para pria yang memiliki gangguan disfungsi ereksi. Banyak faktor yang sudah disebutkan diatas penyebab pria mengalami gangguan disfungsi. Salah satu cara yang paling ampuh untuk mengatasi gangguan disfungsi ereksi adalah dengan cara menerapkan gaya hidup sehat. Contohnya, tidak merokok, tidak konsumsi minuman beralkohol, olahraga setiap hari dan mengindari stres yang berlebihan akan sangat membantu adanya risiko disfungsi ereksi. Cara mengatasi disfungsi tersebut juga dapat meningkatkan performa pria saat berhubungan seks.
a. Pola hidup sehat
Pola hidup sehat sangat di yakini untuk menurunkan risiko gangguan disfungsi ereksi dengan signifikan. Pada saat pandemi covid-19, para pria harus mulai menerapkan pola hidup sehat seperi rutin berolahraga. Selain untuk menghindari gangguan ini, pola hidup sehat ini juga dapat menjadi tubuh dari virus corona. Menjaga imunitas tubuh saat pandemi sangat penting untuk kepuasan seksual dan kesehatan tubuh.
b. Psikoterapi
Apabila gangguan disfungsi disebabkan oleh faktor ini, contohnya akibat stres atau depresi pasti dokter akan menganjurkan pria tersebut berkonsultasi dengan psikolog. Psikoterapi dapat mengatasi gangguan disfungsi ereksi tanpa bantuan obat.
Para pria yang sudah memiliki istri juga sangat membutuhkan konseling pernikahan dengan pasangannya. Hal ini bertujuan untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis dan mendapatkan perilaku hubungan seksual lebih baik agar dapat memuaskan istri di ranjang.
Apabila pengobatan, konseling dengan psikolog dan melakukan pola hidup sehat pria tersebut tetap mengalami disfungsi, maka pria tersebut perlu dilakukan tindkan operasi untuk mengatasi gangguan tersebut.
c. Pemakaian obat-obatan
Gangguan Disfungsi ereksi memiliki obat yang dianjurkan oleh dokter diantaranya:
-
- Obat supositoria, cara penggunaan obat ini langsung dimasukkan melalui penis
- Obat Injeksi, obat tersebut disuntikkan ke pangkal penis
- Obat hormonal, obat tersebut untuk mengatasi kekurangan hormone
- Obat minum, obat tersebut diminum dan bertujuan untuk melancarkan aliran danah ke penis.
Kesimpulan
Gangguan disfungsi ereksi sangat penting untuk diperhatikan karena dapat merusak hubungan pernikahan. Apabila pasangan tidak mencapai kepuasan seksual saat berhubungan seks karena sang pria mengalami gangguan tersebut, maka hubungan pernikahannya akan menjadi tidak harmonis. Gangguan ini harus dikonsultasikan dengan dokter atau psikolog apabila penyebab gangguan tersebut dari kondisi pria yang sedang stres atau cemas.
Gangguan disfungsi ereksi dapat dihindari jika menerapkan pola hidup sehat seperti rajin berolahraga setiap hari. Hubungan seks juga jadi lebih tenang dilakukan bila menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom. Pikiran yang tenang, tanpa rasa cemas akan membantu memperbaiki kondisi disfungsi. Pilih Kondom Sutra yang 100% lolos uji elektronis dan mempunyai standar mutu internasional tertinggi – ISO 4074. Dengan bahan alami yang tipis, halus dan lembut, Kondom Sutra nyaman dan menenangkan. Dapatkan promo menarik Sutra di Sutra Fiesta Andalan Official Shop dengan diskon sampai 35% dan juga dapatkan merchandise eksklusif dari Sutra!